Gindring Waste merupakan polemic bagi lingkup kecil seniman
muda Magelang, yang mungkin terkenal karena keabsahan street art-nya. Upaya
yang dilakukan terlihat intens, lagi tanpa tedeng aling aling dengan slogan
“Relax Aja Boy” hampir gampang ditemui di sudut Magelang, dari perempatan
hingga abandon place. Apa yang
terlihat, biasanya lengkap di konfrontasi dengan wheat paste, atau mural besar
a – la Misfit (Corpse-Paint) atau
gambar gambar seram, yang terkadang
terselip kata-kata bijak bestari sebagai pelengkap yang sarat dengan
pesan-pesan, yang sayangnya memberi petunjuk maupun bagaimana melewati hidup
dengan santai.
Kembali di circa 2006-2007 an, Gumilar Lukisani, mengawali
debutnya di dunia street art dengan mengusung tagging SHIT lengkap dengan visual tai-kotoran. Dia memulai untuk
rajin mengasah skill street artist-nya,
ketika konsumsi berlebih game play station Getting Up yang dikala itu menjadi
sebuah permainan yang popular, lengkap dengan image keren, yang ternyata
membawa dia berkenalan dengan beberapa street
artist kawakan seperti Obey Giant, Neck Face dan Blue yang kemudian mampu
membuat seorang Gumilar Lukisani untuk mencoba memulai debutnya membuat sebuah
marking jalan, dengan istilah SHIT sebagai nick name (dikenal sebagai-a.k.a/as
known as).
Lingkarannya kemudian melebar, jalinan konsumsinya menjadi
lebih luas, kala dibeberapa tahun kemudian, atas dorongan kesukaannya dengan
music , dia berganti nama menjadi Sid Not Vicious, dimana proses Gumilar
Lukisani menyentuh wilayah music, cukup mampu merepresentasikan nama yang
dikutip dan dipermak dari pembetot bass Sex Pistol, Sid Vicious untuk turut
hadir di beberapa tembok-tembok kota. Proses yang dilalui Gumilar Lukisani
terbilang cukup eksentrik, dimana konsumsi budaya anak muda, cukup menjadi
warna yang dominan kala dia berproses dalam lingkup kesenian. Poros utama
referensi dan kesukaannya mengalami perubahan yang terbilang cukup teliti dalam
meniti Youth Culture yang juga menjadi
warna baru disetiap karya-karyanya dimasa itu. Terlihat dari gaya bagaimana dia
berproses dijalan juga mengalami sebuah transisi, dimana karakter kotoran,
berganti menjadi sebuah mural dengan image
manusia berkepala radio cukup terlihat segar. Pengalaman menjadi sebuah
komposisi paling dominan yang mewarnai setiap karya yang dia salurkan entah
lewat drawing, hingga mural di tembok. Time
flies, something need to be add. Gumilar Lukisani mulai jatuh cinta dan
mencoba menggeluti skateboard dan menjadikannya
sebagai bagian hidupnya. Lewat inilah, kemudian nama Sid Not Vicious
ditanggalkan, lalu berubah menjadi Gindring Waste. Corpse Paint, karakter monster
seram, hingga olahan olahan lain, seperti beberapa body painting hingga
eksperimen segar dalam toys, mencoba dia lakukan dalam berproses. Pesan demi
pesan juga mulai dia bubuhkan dalam setiap gambarnya. Ketika stigma bahwa
karakter sangar ternyata bukan menjadi sebuah kendala untuk bertutur kata
bijak, dan mampu menjadi saksi bahwa istilah muka sangar hati hello kity, benar
adanya.
Proses dan progressnya mampu membuat beberapa penikmatnya
mengundang decak kagum, hingga bersumpah serapah – iri, bangga, ikut senang-
atas beberapa karyanya yang juga sempat di nikmati dan diapresiasi oleh
beberapa kenamaan seperti David Gonzales untuk menjadi sebuah artwork sebuah
band atau clothingan, baik di dalam maupun di manca Negara.
Kini,
dia memutuskan untuk menjadi seorang full
time artist, dimana Magelang terdominasi oleh pengepul kawakan, dan momok
bahwa melaporkan penggambar tembok akan mendapat hadiah tv dari pemerintah.
Jadi, mari melihat bagaimana dia berproses dan melihat kembali apakah We wort to say to the government, that he is
just a piece of shit? Dan silahkan bawa pulang tv nya!
No comments:
Post a Comment