Doni
Dermawan, adalah satu dari sedikit yang mampu menampik bahwa pesona KPI tidak
pernah mempan kala televisi memang menjadi sahabat bocah hingga pemuda tanggung
di tahun 90an. Jajaran siaran kartun yang hampir mendominasi setiap hari minggu
menjadi satu benang merah yang akan kita saksikan secara seksama, atas prakarya
Doni dalam setiap tahap pengenalan tentang kesenian, tentu lengkap dengan
setiap jengkal prosesnya. Kita akan dibawa dalam upaya mengintip – berproses –
bereksperimen – membuat bentuk – bereksperimen terus – dan membuat bentuk lagi.
Dia mempunyai
kemampuan merekam secara apik dalam 2 dekade belakang, proses jatuh cinta dan
menjaga cintanya akan siaran kartun televisi. Kali ini dia berniat untuk
memutarnya kembali dalam sebuah wahana yang tergelar dalam ruangan tak lebih
dari 5x5 meter, namun sarat akan kontemplasi ala anak SD tahun 90an.
Tatanan jadwal televisi yang merasuk dalam ingatan, bagaimana merayakan hari libur, keluar dari jadwal padat PR sekolah, hingga bersiasat untuk dapat menjadi bagian menyaksikan urutan jadwal program televisi minggu pagi, merupakan praktik giat Doni Dermawan dalam mengatasi ketidak mau ketinggalannya dalam menikmati acara televisi. Walaupun hal paling lucunya, ketika ternyata dia tidak mempunyai televisi di rumah, dan rela repot mengintip (lewat jendela) televisi tetangga. Mungkin kali itu bisa dibilang bahwa Televisi adalah kunci berkatarsis dan menggenjot imajinasi dari deretan figure sangar, efek jempolan, dan selalu mampu mengundang decak kagum serta mata kian berbinar.
Doni
Dermawan dikenal sebagai Coffie lewat kiprahnya dalam ranah artboys yang berpengaruh dalam lingkaran
seniman muda di Magelang. Lewat laku-liku mulai mural dijalan, menjadi illustrator,
merangkap designer, kali ini daya kreasinya merambat dalam wilayah figure
action, salah satu kegemarannya yang dimulai dari ingusan, masih malu, terus
dipupuk – kembangkan hingga hari ini, dia menampilkan sederet karyanya atas capaian-capaian
spektakulernya. Bisa dibilang Coffie menemukan bentukan baru, lalu kembali mengenalkan
kepada khalayak, sekaligus menjadi dasar kenapa dia berpameran tunggal, penguat
atas eksperimen yang dalam sepuluh tahun belakang sudah termulai dengan apik.
Coffie
sendiri adalah kolektif, poros dari berbagai penjuru mata angin, hasil rekaman
demi rekaman yang terkumpul dari kejelian seorang Doni Dermawan dalam ranah daily life-nya yang berkutat dalam
wilayah mainan, skateboard, dan anime. Daya Eksplorasinya kini dikemas
dalam Tele’peek’tion. Cikal-bakal,
langkah pertamanya mulai masuk dalam dimensi karya dan seni rupa. Mengerucut, perkenalan
lamanya tentang Toys/figure action, kini sudah berlanjut menjadi sebuah
hubungan mesra, dan kemesraannya yang tak malu-malu, dipamerkan disini.
Arief
Yulindra Priyantoro

No comments:
Post a Comment