Fun, bersenang-senang adalah kata yang paling tepat untuk
menggambarkan apa yang sedang mereka lakukan. Tanpa pretensi apapun dalam
melakukan apa yang mereka yakini adalah cara yang paling terpuji untuk
bersenang-senang. Adalah suatu anugrah untuk dapat menikmati proses demi proses
tumbuh kembang, menyaksikan sekaligus mengamati apa yang menjadi tawaran demi
tawaran yang dapat di tangkap oleh panca indra. Untuk itulah bersyukurpun harus
dilakukan dengan suatu tindakan yang tetap menghormati nilai estetis dan
sekaligus dapat di bagikan kepada khalayak. Entah tentang perspektif, maupun
tentang nilai –nilai yang dapat kembali direpresentasikan kembali kedalam
bentuk karya visual yang akan kembali dipamerkan kedalam sebuah lingkup galeri.
Hal tersebut memudahkan bagi khalayak ramai untuk berkumpul, bertemu kangen,
sekaligus dapat kembali menikmati wahana, menilai, syukur-syukur
mendiskusikannya. Hal yang menjadi sangat tak ternilai kembali oleh apapun,
karena pembelajaran akan menjadi sangat maksimal jika sesuatu pokok
permasalahan – bahan dapat dipecahkan secara kroyokan,
kembali kemudian ditinjau ulang, untuk kembali menjadi bekal atraksi kedepan.
Ya, sebuah astetika yang maha lama, jika menilik tenggat
ternyata datang mendekat. Menjadikan saya kelimpungan untuk mengantar beberapa
kerabat, kawan terdekat untuk menggeber dunia seni di kota kecil yang selalu
kita maknai sebagai proses tumbuh kembang, mempertontonkan hasil demi hasil
eksplorasi. Bukan hanya menjadi uji coba akan tetapi selalu dilandasi dengan energi
dan kecintaan mereka dalam merumuskan sebuah karya visual yang terselip dari
kesibukan kawan-kawan dalam rutinitas yang melenceng jauh dari bidang kesenian
itu sendiri. Ya, suksesi ritme yang berakhir menjadi bentuk dari banting tulang
para penggiat muda berbakat. Yes, Here they come.
Dopamine Attack!
Sebuah afinitas dari kuartet yang melakukan persekongkolan
dengan tepat. Menangani cara mereka bersenang-senang, Merumuskan kembali
agenda, dari beberapa sudut yang berbeda, masih dalam lingkup kecintaan terhadap
seni tentunya. Meluncur lurus menunjukan kepada level potensi yang lebih
mumpuni. Kuartet pemuda berbakat, yang berhasil mengkristalisasikan kecintaan
tanpa tedeng aling-aling atau syarat maupun agenda tertentu. Belakangan, mereka
menjawab bahwa untuk sebuah inspirasi tidak perlu permisi. Ya, untuk itu mereka
menggelar wacana, merumuskan masalah, dan diakhiri dengan eksekusi maha berani.
Salah satu bentuk dari sebuah evolusi emosional dari dalam diri.
Menjawab eksistensi dari sebuah keseriusan yang memang di bangun dari titik
nol, mengingat dari keempat pelaku seninya adalah hidup dari bidang yang bukan
tercetak sengaja menjadi seorang seniman. DOPAMINE ATTACK,
meminjam istilah sains, adalah zat yang menyampaikan pesan dari satu syaraf ke syaraf
yang lain) dan merupakan perantara bagi biosintesis hormon adrenalin dan nonadrenalin (Dopamine
sangat berperan dalam proses berpikir (cognitive).
Proses berpikir ini sering disebut dengan kemampuan otak untuk memproses
informasi. Artinya dopamine ini dapat membuat otak jadi “encer”. Dopamine juga
berfungsi dalam memotivasi manusia. Motivasi ini bisa berguna untuk hal-hal
biologis, seperti makan, hobi, dan untuk motivasi mengejar suatu tujuan
tertentu. Bukan itu saja, motivasi ini juga mempengaruhi keinginan anak untuk
menjadi ideal atau sempurna. Keinginan untuk memberi juga merupakan salah satu
akibat dari dopamine. Disini mereka menjawab dari sebuah panggilan, sekali lagi dari
apa yang sains temukan, bahwa Dopamine ( kepekaan
panca indra – merekam – naluri melakukan sesuatu – kesenangan/kepuasan hati )
menjawab apa yang secara naluriah menjadikan mereka merancang sebuah wahana
yang ada. Dengan detil estetis yang terbentuk tanpa pretensi apapun,
merefleksikan kembali dari beberapa tahun belakangan, yang membuat mereka
mencetak kenangan, imajinasi, mimpi menjadi suatu bagian yang dapat mereka
representasikan kembali kedalam bentuk visual, sehingga khalayak dapat ikut
pula menikmatinya. Di tilik dari perspektifnya, mereka mencoba menawarkan dari
empat segala bentuk kesenangan yang setidaknya mampu menjadikan pedoman, bahwa
untuk menjadikan semua nampak indah tidak harus sama. Sebut saja, kecenderungan
kawula muda kini, sarat akan sesuatu yang hype lalu di cloning sedimikian rupa
hingga menjadi bentuk dominasi. Dan sialnya, di kota kecil ini segala bentuk
dominasi selalu mencetak keseragaman. Yes, I’m complaining again. Huft.
Menyulap beberapa kultur anak muda yang tergila gila dengan
musik, manuver skateboard, detil dan ragam toys,
hingga imajinasi tentang apiknya karakter monster, berhasil di visualisasikan
kembali secara jujur ke dalam bentuk tawaran visual yang aduhai apiknya.
Beberapa kali merancang melakukan eksibisi swadaya di tahun belakangan, membuat
mereka sadar bahwa untuk melakukan suatu movement butuh
jutaan eksistensi yang mereka jawab kembali, kini melalui Dopamine
Attack Exhibition.
Sebuah penghargaan terbesar saat menyadari bahwa Tuhan
memberikan kemampuan kepekaan yang lebih dalam menikmati, bahkan menggambarkan
kembali dengan cita rasa yang selalu dan perlu diasah, kembali di bangun,
kemudian diperhitungkan oleh celah demi celah yang selalu mereka ambil dari
beragam rutinitas sehari-hari demi menjawab kelangsungan hidup. Kali ini, kita
melihat bagaimana mereka menikmati celah yang ada, guna mempertontonkan apa
yang mereka yakini menjadi bagian terbesar dari mimpi mereka. Bagian dari maha
proses yang aduhai berlikunya. Walaupun tak arang mereka menemukan belokan yang
cenderung curam. Beberapa hal yang mungkin hanya sebuah typical bahkan
melebih-lebihkan jika kita menilik latar belakang kegiatan mereka. Konon,
daerah kecil pun kini dapat memberikan kontribusi positif bagi peredaran
informasi apapun jika menilik ketermudahan akses yang dewasa ini sangat mudah
dan kini telah ingkar dengan telepati. Akan tetapi alangkah baiknya, jika saya
anggap mereka melakukan paruh waktu yang terpuji, ketika menjawab padatnya
rutinitas, membayar dengan apa yang mereka yakini mampu untuk kembali membeli
mesin waktu, menelusuri jengkal kesenangan tanpa pretensi, Ya.. Kembali
menikmati apa yang seharusnya selalu layak untuk jujur dinikmati. Tak perlu
lagi risau maupun jengah. Berbahagialah, karena mereka bertekad untuk
membaginya bersama saya, kamu, dan siapapun untuk ikut memberikan energi karena
telah hadir disini. Silahkan meikmati segala wahana bebas bea. Jika membagi
memang benar adalah melipatgandakan. Maka kesenangan adalah sebuah keniscayaan
yang akan ikut serta bersama kalian. Karena, konsep awal mereka adalah
bagaimana cara paling terpuji untuk bersenang-senang. Salam! Arief Yulindra Priyantoro | Magelang, 23 Juni 2013

No comments:
Post a Comment